Buku Farmakoterapi Neurologi Samekto Wibowo

Seorang Profesor ahli neurologi, Samekto Wibowo dinyatakan meninggal dunia karena kecelakaan ombak Pantai Indrayanti, pada Sabtu 24 September 2022 kemarin. Ia meninggal di usia 78 tahun. Semasa hidup, Prof Samekto Wibowo rutin mempublikasikan catatan ilmiah yang ia rangkum dalam buku-buku jurnalnya.

Buku terkenalnya yang menjadi acuan ilmu neurologi Indonesia yaitu ‘Farmakoterapi dalam Neurologi’. Samekto Wibowo menulis buku ini bersama dengan kerabatnya seorang dokter spesialis saraf. Dia adalah Dr Abdul Gofir pada tahun 2001 silam.

Buku ini sejatinya adalah rangkuman penyakit-penyakit. Lebih lanjut, penyakit seperti manifestasi klinis, patofisiologi, dengan disertai beberapa terapi non farmakologi serta juga obat farmakologi. Buku gubahan Prof. Samekto ini menjelaskan lebih rinci tentang ragam jenis obat-obatan serta rasionalitas bagi pemberian obat kepada pasien yang mendidap penyakit ini.

Untuk alasan ini, Buku Farmakoterapi dalam Neurologi dari Samekto Wibowo sangat disarankan oleh ASTAROSA.com. Sangat baik dimiliki bagi mereka dengan profesi dibidang kesehatan. Dalam Hal ini, Kedokteran, Farmasi, juga masuk kedalamnya adalah Keperawatan.Dengan pemikiran ini, tujuannya tentu agar dalam pemberian tindakan pasien dapat lebih tepat penangannya.

Kemudian, dalam masa-masa yang belum lama ini. Prof Samekto Wibowo menjadi salah satu orang dengan peran sebagai pengembangan terapi sel punca bagi pasien Covid-19 April 2021 lalu. Di tahun itu, UGM dengan fakuktas Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) bekerja sama dengan RSUP Dr Sardjito membawakan terobosan baru pada terapi pasien Covid-19. Terapi ini kemudian banyak diterapkan bagi pengguna sel stem cell terhadap pasien Covid-19 akut.

Penelitian stem cell merupakan pertama kalinya bagi Indonesia melakukannya. Kemudian setelah didapuk sebagai ketua tim penelitian tersebut, Prof Samekto mulai berkarya dengan sempurna. Karya Prof Sumekto mendapat izin BPOM serta telah masuk standar terapi Covid-19. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan menjadikan injeksi stem cell pertama bagi para pasien Covid-19. RSUP Dr Sardjito menjadi rumah sakit pertama dengan pasien laki-laki berusia 63 tahun sebagai penggunanya.

Prof Samekto Wibowo meninggal dunia seusai pihak Puskesmas menyatakannya. Kematian karena sempat terseret ombak pada Pantai Pulang Sawal. atau Indrayanti, Tepus, Gunungkidul. Saat itu, ia sedang mengikuti reuni FKKMK UGM angkatan 1962-1965. Nahas, saat mengabadikan momen bersama para sahabat kuliahnya, dia justru terjatuh diterjang ombak.

Belum sempat menepi, datang ombak besar yang membuatnya terseret ke tengah. “Tim SAR yang bertugas langsung mencoba menyelamatkan korban. Dan berhasil meraihnya, kemudian langsung dibawa ke puskesmas,” ujar Kapolsek Tepus, AKP Jarwanto ketika dihubungi Tribunjogja.com. (astarosa.com/rsv)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *